Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

DENGARKI BACAAN QUR'AN DISINI

Minggu, 01 Februari 2015

CINTAKU SEPERTI ILMU TAJWID

Saat pertama kali berjumpa denganmu, 

aku bagaikan berjumpa dengan سكتة...

hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar...

Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara ادغام بغنة,

terlihat, tapi dianggap tak ada...

Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti اظهار,

jelas dan terang...


Jika mim mati bertemu ba' disebut اخفاء شفوي 

maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta...

Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba-tiba semua itu seperti ادغام متماثلين. ..

melebur jadi satu.


Cintaku padamu seperti مد واجب متصل...

Paling panjang di antara yang lainnya...

Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti قلقلة كبرى

terpantul-pantul dengan keras...

Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti اقلاب,

ditandai dengan dua hati yang menyatu..

Sayangku padamu seperti مد طبيعي dalam quran... Buanyaaakkk beneerrrrr....

semoga dalam hubungan kita ini kayak ادغام بلا غنة ya,

cuma berdua, lam dan ro' .. Layaknya وقف معانقة,

engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. dia atau aku?

Meski perhatianku gaن terlihat kaya alif lam syamsiah, 

cintaku padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas...


kau & aku spt ادغام متقاربين..

perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya...

Aku harap cinta kita seperti وقف لازم, terhenti sempurna diakhir hayat...

Sama halnya dgn Mad 'aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti,

sepert i itulah pandanganku ketika melihatmu.

Layaknya huruf Tafkhim,Namamu pun bercetak tebal di fikiranku

Seperti Hukum إمالة yg dikhususkan untuk Ro' saja,

begitu juga aku yang hanya utkmu.

Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti مد عارض للسكون ......



heart emotikon


 


heart emotikon


 


heart emotikon






Rabu, 22 April 2009

Kisah 3 orang yang terjebak di gua

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallaahu ‘anhuma, dia berkata : “aku mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda : ’ada tiga orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga mereka terpaksa harus menginap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga gua tersebut. Lalu mereka berkata: ’sesungguhnya yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih’ (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah seorang diantara mereka berkata:’Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku).

Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk mereka. ‘Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .

Nabi bersabda lagi: ‘yang lainnya (orang kedua) berkata: ‘ya Allah! aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi antaraku dan dirinya; diapun setuju hingga ketika aku sudah menaklukkannya, dia berkata: ’tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya’. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red) padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .

Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda lagi: ‘kemudian orang ketigapun berkata: ‘Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang tidak mengambil haknya dan pergi (begitu saja). Kemudian upahnya tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. Selang beberapa waktu, diapun datang sembari berkata: “wahai ‘Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab: ’onta, sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu’. Dia berkata : ’wahai ‘Abdullah! jangan mengejekku!’. Aku menjawab: “sungguh, aku tidak mengejekmu’. Lalu dia mengambil semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan’. (Muttafaqun ‘alaih)

Minggu, 01 Februari 2009

Tips Menghafal Al Quran

Sebelum Menghafal

1) Ikhlas dan niat sebelum menghafal dan menghayatinya semata-mata kerana Allah Ta'ala, dan menginginkan pahala yang berlipat ganda yang disediakan oleh Allah ta'ala di akhirat kelak. Allah ta'ala berfirman : قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah (wahai Muhammad) ; “Sesungguhnya Aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.”

Surah Az-Zumar : Ayat 11

2) Masa yang baik untuk menghafal ialah dalam lingkungan 5 tahun. Di dalam usia begini seseorang dapat menghafal dengan cepat dan kurang bermasalah sebagaimana peribahasa arab mengatakan ; “Menghafal di waktu kecil seperti mengukir dibatu dan di waktu besar seperti mengukir di air.”

3) Sebelum menceburkan diri dibidang menghafal, hendaklah terlebih dahulu membetulkan sebetul-betulnya sebutan huruf Al-Quran dengan sebaik-baik sebutan.Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bacaan Al-Qurannya atau dari orang yang hafal Al-Quran. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri mengambil/belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah shallallahualaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali. Para shahabat radliallahu anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murattal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al-Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya.

4) Menggunakan mushaf tertentu saja semasa menghafal atau mengulang tanpa diubah-ubah. Sebaiknya memakai mushaf ‘Utsmaani, (quran pojok)

5) Membuat batasan ayat atau halaman yang mampu dihafal dalam masa sehari.Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, seperempat hizb atau bisa ditambah/dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kemampuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi. Setelah itu memulai hafalan pada baris yang pertama dengan bacaan tartil. Kemudian diulang beberapa kali tanpa pengurangan pada hukum tajwid dan wakaf ibtida’.

6) Mengetahui maksud hubungan di antara satu ayat dengan yang lain. Ini juga menolong seseorang penghafal.

7) Tiap-tiap kali sebelum menghafaz hendaklah membaca doa ;

اللّهُمَّ نَوِّرْ بِكِتَابِكَ بَصَرِى وَاشْرَحْ بِهِ صَدْرِىْ وَاسْتَعْمِلْ بِهِ بَدَنِى وَأَطْلِقْ بِهِ لِسَانِى وَقَوِّبِهِ جَنَانِى وَأَسْرِعْ بِهِ فَهْمِى وَقَوِّبِهِ عَزْمِى بِحَوْلِكَ وَقُـوَّتِكَ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِكَ يَا أَرْحَمَ الرّحِمِين

Artinya; “Ya Tuhanku, pancarkanlah cahaya kitab-Mu, pandanganku dan lapangkanlah dengannya dadaku, gunakanlah dengannya badanku, mudahkanlah sebutan lidahku dan kuatkanlah ingatanku dan segerakanlah denganya kefahamanku dan kuatkanlah dengannya daya kekuatan-Mu. Bahawasanya tiada daya dan upaya melainkan dengan-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihani.”

Ketika Sedang Menghafal

1) Coba menghafal di tempat-tempat yang agak sunyi seperti di masjid.

2) Coba menghafal di masa-masa yang segar dan tenang.

3) Jika penat, berhenti rehat. Kemudian teruskan menghafal.

4) Membaguskan hafalan, tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu dengan mempraktekkannya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam.

4) Bacaan diperdengarkan kepada orang lain supaya tidak ada kesalahan dalam hafalan pada baris, sifat-sifat huruf dan makhraj serta hukum-hukum tajwid.

Setelah Menghafal

i) Bangun sepertiga malam, sekiranya tidak mampu pada pertengahan atau awal malam. Kemudian sholat lail dua-dua rakaat, pada dua rakaat pertama ulangi hafalan yang telah dihafalkan seperempat juz, sehingga dalam delapan rakaat, hafalan telah diulangi satu juz. Istiqamah dengan amalan ini, anda akan punya hafalan yang lancar Insya Allah.
ii) Mengamati segala ayat yang ada persamaan dengan makna, lafadz dan susunan ayat-ayatnya karena dari 6236 ayat terdapat lebih kurang 2000 ayat yang ada persamaan.
iii) Coba baca 2 halaman dalam masa 5 atau 6 minit tanpa satu kesalahan.
iv) Setelah dihafalkan, coba perdengarkan kepada orang lain sekurang-kurangnya 2 atau 3 kali.
v) Coba dibaca dalam shalat sunnat pada setiap shalat rawatib.
vi) Bangun tahajud tengah malam, lalu ulangi hafalan.
vii) Ulangi hafalan saat shalat-shalat sunnah.
viii) Senantiasa mengulangi ayat-ayat atau surah-surah yang telah dihafalkan saat berkenderaan, santai, dan sebagainya.
ix) Memperdengarkan ayat-ayat yang dihafal kepada orang lain. Sebaiknya kepada seorang hafidz yang menguasai bacaan atau melalui mushaf supaya dengan itu dapat memberbetulkan kesalahan yang ada dan mengingatkan jika lupa.
xi) Doa setelah membaca dan menghafal Al-Quran ;
اللّهُمَّ إِ نِّي أَسْتَوْدِعُكَ مَا عَلَّمْتَنِي فَارْدُدْهُ إِلَيَّ وَقْتَ حَاجَتِي إِلَيْهِ فَلاَ تُنْسِنِيْهِ وصلي الله علي سيدنا محمد وعلى اله وصبه اجمعين
Artinya; “Ya Allah, aku titipkankan kepada-Mu apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku maka kembalikan kepadaku waktu aku butuh kepadanya. Maka janganlah Engkau melupakannya daripadaku. Semoga Allah memberi rahmat atas penghulu kami nabi Muhammad s.a.w. dan atas keluarganya dan sahabatnya sekalian.


ingat baik-baik !!!
Jangan sekali-kali anda menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya, karena jika anda menghafal al quran terus-menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua al quran, kemudian anda ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari anda akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah menghafal dari nol, oleh karena itu cara yang paling baik dalam meghafal al quran adalah dengan mengumpulkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru.

SELAMAT MENCOBA TIPS INI, SEMOGA BERHASIL.


MyCartopia.com Click here to get one